Negara-negara Mana yang Memiliki Masalah Obesitas Tertinggi di Dunia?

 Negara-negara Mana yang Memiliki Masalah Obesitas Tertinggi di Dunia?
Inggris/ican-education.com
Kegemukan atau obesitas adalah kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa, hingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan masalah kesehatan.

Badan kesehatan dunia WHO menetapkan, seseorang bisa dikatakan mengalami overweight atau kegemukan jika memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) lebih dari atau sama dengan 25 kg/m2. Jika IMT sudah melebihi 30 kg/m2, maka bisa dikategorikan obesitas.

Kegemukan meningkatkan peluang terjadinya berbagai macam penyakit, khususnya penyakit jantung, diabetes tipe 2, kanker tertentu, asma, dan lainnya. Kegemukan sangat sering disebabkan oleh kombinasi antara asupan energi makanan yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, dan kerentanan genetik, meskipun sebagian kecil kasus juga disebabkan oleh gen, gangguan endokrin, obat-obatan, atau penyakit psikiatri.

Saat ini WHO mencatat, 1 dari 3 orang di seluruh dunia memiliki masalah kegemukan, sedangkan 1 dari 10 orang mengalami obesitas. Jika tidak ada upaya untuk memperbaiki gaya hidup dan pola makan, diperkirakan jumlah penderita kegemukan akan mencapai 2,3 miliar pada 2015. Angka itu cukup tinggi, karena menyamai jumlah penduduk Cina, ditambah Amerika dan seluruh Eropa.

Jika di masa lalu kegemukan sering kali dianggap lekat dengan kemakmuran, maka kesan itu sekarang telah mulai bergeser. Kegemukan tidak lagi menjadi tanda kemakmuran, tapi lebih menjadi tanda masalah. Kegemukan telah menjadi ciri orang modern (khususnya di dunia barat) yang lekat dengan gaya hidup tidak sehat, makanan yang sama tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik.

Lebih dari itu, masalah kegemukan tidak hanya terjadi di negara-negara maju, tapi juga menjadi wabah di negara-negara miskin. Satu lagi bukti bahwa kegemukan bukanlah ciri orang makmur. Banyak faktor yang mempengaruhi atau mencetuskan masalah tersebut, mulai dari kurang olahraga, hingga diet yang tidak sehat

Dalam sebuah studi yang dilakukan selama satu dasawarsa terakhir, diperoleh fakta bahwa beberapa negara miskin bahkan masuk sebagai sepuluh besar negara dengan masalah kegemukan paling banyak di dunia. Berikut ini daftar negara-negara paling gemuk berdasarkan persentase warga yang memiliki masalah berat badan.

Samoa

Sebenarnya, Samoa memiliki tradisi diet sehat yang dihasilkan dari tanah-tanah pertanian mereka, yaitu makanan karbohidrat kompleks yang tinggi serat dan rendah lemak. Namun, seusai Perang Dunia II, terjadi migrasi orang-orang asing ke negara kepulauan yang terletak di Samudera Pasifik itu, dan perlahan namun pasti gaya hidup penduduk Samoa mulai berubah, termasuk dalam hal makanan.

Makin maraknya restoran yang menghidangkan makanan siap saji telah mengubah diet sehat orang-orang Samoa, dan kini penduduk Samoa yang mengalami kegemukan mencapai 93,5 persen, hingga mendudukkan Samoa sebagai negara dengan populasi paling gemuk sedunia.

Kiribati

Berdasarkan catatan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, Kiribati mengalami kenaikan impor makanan hingga meningkat 6 kali lipat sepanjang 1964-2001. Yang menjadi masalah, makanan-makanan yang didatangkan dari negara lain itu umumnya berupa makanan olahan yang mengandung banyak lemak dan tidak sehat.

Akibatnya, negara kepulauan yang terletak di Samudera Pasifik ini pun perlahan namun pasti mengalami masalah kegemukan. Pada saat ini, jumlah penduduk Kiribati yang bermasalah dengan obesitas mencapai 81,5 persen, menjadikan Kiribati menduduki nomor dua sebagai negara dengan penduduk gemuk paling banyak.

Amerika Serikat

Pada awal 1960-an, sebanyak 24 persen orang Amerika mengalami kelebihan berat badan. Saat ini, dua pertiga dari penduduk Amerika bermasalah dengan kegemukan, dan jumlahnya makin hari makin banyak. Para ahli menyatakan bahwa biang masalah kegemukan di Amerika adalah junkfood yang merupakan makanan tidak sehat. Pada saat ini, sebanyak 66,7 persen populasi Amerika mengalami kegemukan.

Jerman

Sebanyak 66,5 persen penduduk Jerman mengalami kegemukan. Kenyataan itu, dipercaya banyak pihak, dicetuskan oleh kebiasaan warga Jerman yang suka mengonsumsi bir, makanan berlemak, dan kurangnya aktivitas fisik.

Sebagaimana yang terjadi di seluruh dunia, Jerman juga diserbu junkfood yang bisa didapatkan dengan mudah. Hal itu menambah masalah kegemukan di Jerman. Pemerintah di sana pun mengkampanyekan untuk mengurangi tingkat obesitas pada 2020, dan salah satu program yang kini telah dijalankan adalah menyediakan buah dan sayuran sebagai camilan gratis untuk anak sekolah di negara tersebut.

Mesir

Pada tahun 1960-an, Mesir mampu menghasilkan makanan yang cukup untuk memberi makan warganya dengan konsumsi yang sehat, berupa daging merah, unggas, kacang, jagung, hingga produk susu. Namun, memasuki 1980-an, jumlah penduduk di Mesir telah membengkak, dan hal itu menyebabkan jumlah persediaan makanan yang dihasilkan tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan warganya.

Menaggulangi masalah itu, pemerintah Mesir pun mengimpor makanan dalam jumlah besar, dan sejak itu masalah kegemukan mulai menjangkit di sana. Makanan-makanan yang dipasok dari luar negeri tidak sesehat makanan alami mereka.

Hasilnya, saat ini sebanyak 66 persen penduduk Mesir mengalami masalah kegemukan. Yang paling banyak mengalami masalah ini adalah kaum wanita, dan hal itu disinyalir karena Mesir menganggap tabu wanita yang berolahraga.

Bosnia-Herzegovina

Bosnia-Herzegovina bukan negara kaya, atau memiliki penghasilan per kapita yang tinggi. Namun, negara ini mengalami masalah kegemukan. Kenyataan itu membuka mata dunia bahwa obesitas bukan hanya masalah negara-negara makmur, karena negara yang miskin semacam Bosnia-Herzegovina juga mengalaminya. Saat ini, sebanyak 62,9 persen penduduk negeri itu mengalami masalah kegemukan.

Pemicu kegemukan di Bosnia-Herzegovina diperkirakan adalah diet yang tidak sehat, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol. Karena kemiskinan, banyak warga Bosnia-Herzegovina yang terpaksa mengonsumsi makanan olahan murah yang tinggi kalori dan rendah nilai gizi.

Selandia Baru

Masalah kegemukan tampaknya tidak hanya dipicu oleh makanan semata-mata. Kurangnya aktivitas fisik atau olahraga juga bisa menjadi pemicunya. Di Selandia Baru, kebiasaan menonton televisi ternyata juga menjadi pemicu masalah kegemukan di negara itu. Hal tersebut diungkap sebuah penelitian yang dilakukan tim dari University of Otago.

Penelitian itu menemukan bahwa 41 persen dari anak-anak yang kelebihan berat badan pada usia 26 adalah mereka yang paling banyak menonton televisi. Namun, meski begitu, terlalu lama menonton televisi hanya salah satu penyebab. Kurangnya olahraga dan terlalu banyak makan makanan tidak sehat juga menjadi penyebab kegemukan di sana. Saat ini, sebanyak 62,7 persen penduduk Selandia Baru mengalami masalah kegemukan.

Israel

Dalam 30 tahun terakhir, jumlah orang gemuk di Israel meningkat tiga kali lipat. Kenyataan itu telah menjadi bukti betapa Israel telah mengalami masalah khas negara-negara maju dan berkembang, yaitu kegemukan. Saat ini, sebanyak 62,9 persen penduduk Israel mengalami kegemukan.

Secara statistik, warga Israel yang paling banyak mengalami kegemukan adalah kaum wanita berpendidikan rendah. Kurangnya pengetahuan yang cukup dalam hal memilih makanan yang sehat tampaknya menjadi pemicu kegemukan di kalangan tersebut.

Kroasia

Kroasia adalah negara yang mengalami globalisasi makanan, sehingga bermacam restoran cepat saji dari berbagai negara menjamur di sana. Karena diet yang kurang sehat, kegemukan pun segera menjadi masalah, dan penyakit kardiovaskular—yang menjadi salah satu risiko kegemukan—menjadi penyebab kematian terbanyak di negara tersebut.

Pada saat ini, sebanyak 61,4 persen penduduk Kroasia mengalami kegemukan. Dalam upaya menekan tingkat kegemukan warganya, pemerintah dan berbagai organisasi amal di sana berkampanye untuk menyadarkan warga mengenai bahaya obesitas.

Salah satu bentuk kampanye yang telah mereka lakukan adalah membuat celana jins paling besar di dunia pada Juni 2010. Ukuran celana itu enam kali luas lapangan tenis, yang dijahit dari 8.023 potong celana jins yang disumbangkan warga. Celana itu tercatat sebagai celana jins terbesar di dunia yang masuk rekor.

Inggris

Di antara negara-negara lain di Eropa, Inggris dikenal sebagai negara yang penduduknya paling jarang berolahraga. Sebaliknya, kebanyakan penduduk di negara itu lebih banyak menghabiskan waktunya di depan komputer, internet, atau televisi. Ditambah kebiasaan mengonsumsi makanan tidak sehat, Inggris pun menjadi salah satu negara dengan penduduk yang paling banyak mengalami masalah kegemukan.

Pada saat ini, sebanyak 61 persen warga Inggris mengalami masalah obesitas. Bahkan, rekor manusia paling gemuk di dunia dipegang seorang pria Inggris, yang memiliki berat badan 680 pound (sekitar 308 kilogram).

Hmm… ada yang mau menambahkan?

Related

Umum 984412235456699103

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item